Rabu, 04 Desember 2013

Konsep Mengangkut Pasien



Konsep 

mengangkut pasien yang terluka menggunakan pesawat dalam Pelayanan Medis Darurat memiliki asal-usul dari militer dan konsep menggunakan pesawat sebagai ambulans hampir setua penerbangan itu sendiri.

Catatan tertulis pertama dari istilah "ambulans udara" adalah di Jules Verne Robur le Conquerant (1866), yang menggambarkan penyelamatan para pelaut terdampar, oleh pesawat (balon) bernama Albatross. Penyelamatan ini didokumentasikan pertama dari sebuah ambulans udara terjadi selama Pengepungan Paris pada tahun 1870. Pesawat balon digunakan untuk mengevakuasi lebih dari 160 tentara dari kota yang terkepung itu.

Perang dunia pertama,

pesawat Air Ambulance pertama kali digunakan untuk menerbangkan seorang perwira Serbia dari medan perang ke rumah sakit menggunakan pesawat dari Air Service Prancis. Data ini disimpan oleh Perancis menunjukkan bahwa jika korban bisa dievakuasi melalui udara dalam waktu enam jam dari cedera, tingkat kematian akan turun dari 60 persen menjadi kurang dari 10 persen .

Selama perang dunia pertama, ambulans udara digunakan oleh berbagai organisasi militer. Pesawat masih primitif pada saat itu, dengan kemampuan terbang yang terbatas, pada tahun 1936 layanan ambulans udara sudah terorganisir, militer mengevakuasi tentara yang terluka dari Perang Saudara Spanyol untuk perawatan medis di Nazi Jerman.

Penerbangan ambulans pertama yang tercatat di Inggris terjadi di tahun 1917 , ketika seorang tentara di Camel Corps , yang telah ditembak di pergelangan kakinya di Turki , diterbangkan ke sebuah rumah sakit di de Havilland DHH dalam waktu 45 menit. Perjalanan yang sama melalui darat akan membutuhkan 3 hari perjalanan . Di Inggris, penumpang yang sakit diangkut melalui udara dari Kepulauan Barat Skotlandia ke daratan di awal 1930-an. penerbangan pertama tersebut tercatat pada tanggal 14 Mei tahun 1933 ketika seorang nelayan yang menderita perut berlubang, dengan risiko peritonitis, diterbangkan dari Islay ke Glasgow's Western Infirmary in a DH Dragon dilakukan oleh “Midland and Skotlandia Air Ferries”.

Switzerland

Dengan meningkatnya minat dalam olahraga musim dingin setelah awal awal Perang Dunia ke dua, kesulitan penggunaan ambulans udara berkembang ,Penyelamatan dilakukan di pegunungan. Awalnya pesawat sayap tetap digunakan, Pendaratan tim medis dengan peralatan dilakukan sedekat mungkin dengan pasien yang terluka sehingga pertolongan pertama dapat diterapkan secepat mungkin sebelum evakuasi.

Untuk mengatasi kurangnya tempat pendaratan yang cocok dekat dengan insiden di daerah pegunungan, bahkan pada satu tahap diusulkan pendaratan team medis menggunakan parasut dengan peralatan dan kereta luncur ke daerah penyelamatan. Meskipun pelatihan dilakukan, tidak ada bukti dokumenter yang menunjukkan bahwa teknik ini pernah dipraktekkan.


Burma

Evakuasi medis dengan helikopter terjadi pada Perang Dunia II yang didokumentasikan . Pada bulan April 1944, pesawat Angkatan Udara AS tiga tentara Inggris jatuh di hutan di daerah kekuasaan Jepang dekat Mawlu di Burma.helicopter US Army Sikorsky YR-4B dengan pilot Letnan Carter Harman, hanya bisa membawa satu penumpang, antara 25-26 April 1944 dilakukan 4x pernerbangan untuk menyelamatkan mereka.

Setelah akhir Perang Dunia Kedua, ambulans udara sipil pertama di Amerika Utara didirikan oleh pemerintah Saskatchewan di Regina, Saskatchewan, Kanada. 
Amerika Serikat, 1947 Schaefer Air Service, memberi layanan ambulans udara pertama di negara itu. Didirikan oleh J. Walter Schaefer, Schaefer Ambulance Service berada di Los Angeles, Schaefer Air Service juga yang pertama mendapat sertifikat FAA layanan ambulans udara di Amerika Serikat. pasien didampingi oleh seorang dokter atau perawat, mereka beroperasi sebagai jasa transportasi medis.

Korea

Penggunaan helikopter dilakukan oleh pasukan AS terjadi selama Perang Korea, 1950-1953. helikopter sangat popular karena membawa pasien dari medan tempur ke rumah sakit lapangan atau membawa pasien dari rumah sakit lapangan ke rumah sakit kapal laut . Pada tanggal 4 Agustus 1950, hanya satu bulan setelah dimulainya Perang Korea, evakuasi medis pertama dengan helicopter dilakukan menggunakan a bubble-fronted Bell 47 . Yang terluka diangkut dengan tandu keranjang melekat pada bagian atas landing gear di luar helikopter kecil . Mereka ditutupi dengan selimut untuk mempertahankan panas tubuh dan mencegah kontaminasi luka. Diperkirakan bahwa lebih dari 20.000 tentara yang terluka dievakuasi dengan helikopter. Korban Perang Dunia II angka kematian 4,5 kematian per 100 korban turun menjadi 2,5 per 100 korban selama Perang Korea. Sementara ada beberapa kemajuan teknologi di bidang kedokteran selama periode itu, peningkatan ini terutama disebabkan oleh penggunaan helikopter untuk mengevakuasi pasien ke perawatan definitif lebih cepat, sayangnya tidak bisa dilakukan perwatan medis selama evacuasi.

Vietnam

Kemajuan besar berikutnya dalam transportasi Ambulance udara terjadi selama Perang Vietnam, di mana helikopter Bell UH-1 ditempatkan ke dalam operasi. Yang dikenal sebagai Huey, pesawat ini cukup besar untuk menampung pasien , di mana tenaga medis bisa memulai perawatan selama penerbangan ke rumah sakit lapangan. Penggunaan pesawat ini sebagai unit evakuasi medis mengurangi keterlambatan rata-rata sampai satu jam. Kemampuan untuk membawadan merawat pasien dalam pesawat adalah kunci elemen dalam mengurangi mortalitas dan morbiditas. Petugas medis militer mampu melakukan prosedur yang sebelumnya hanya dilakukan oleh dokter: mereka mulai dengan memasang infuse, menjahit luka perdarahan, dan tracheostomi . Perawatan ini, ditambah dengan inisiasi rumah sakit khusus untuk pengobatan berbagai jenis luka, mengakibatkan penurunan angka kematian sampai 1 kematian per 100 korban.

Aplikasi pada sipil dikenal sebuah helikopter medis tahun 1958 di Etna, California. Bill Mathews, seorang pengusaha, memulai layanan helikopter untuk mengangkut pasien untuk Dr Granville Ashcraft, satu satunya dokter di kota tsb. Distribusi obat emergency juga menggunakan helicopter 

Pada 1969, di Vietnam, disimpulkan bahwa prajurit yang terluka dalam pertempuran memiliki tingkat hidup yang lebih baik dari pengendara yang terluka di jalan raya California bila digunakan helikopter sebagai ambulans dan prajurit yang terlatih sebagai perawat 

Helikopter telah digunakan secara luas di Irak dan Afganistan untuk evakuasi medis tentara yang terluka dari medan perang. Sementara kedua negara memiliki gurun lingkungan yang sulit untuk mengambil korban , puncak gunung Afganistan yang setinggi 18.000 kaki semakin mempersulit misi pertolongan . Karena daerah yang luas dan juga medan pegunungan, mengevakuasi korban sering melampaui apa yang dokter sebut "jam emas( 60 menit pertama ) sejak seorang yang terluka harus mencapai rumah sakit sebelum peluang kelangsungan hidup mereka menurun. Jadi petugas medis telah mulai melakukan prosedur darurat di dalam helikopter .
Di Jerman misalnya, sekarang ada jaringan helikopter yang telah berkembang selama dua puluh tahun terakhir untuk melayani seluruh negeri. Statistik yang telah dikumpulkan selama periode waktu ini menunjukkan:
1. Waktu respon rata-rata ke tempat kejadian hanya 10 menit.
2. Tetap perawatan intensif di rumah sakit telah diturunkan menjadi lima sampai tujuh hari.
3. Penurunan infeksi luka 9% lebih sedikit.
4. Sebuah penurunan yang signifikan dalam jumlah kematian selama transportasi ke rumah sakit.
5. Kematian karena cedera kepala telah dikurangi sebesar 15%.

INDONESIA AIR AMBULANCE 

Divisi El John Medika didirikan akhir 2009 dimana Indonesia Air Ambulance terlahir dari klien klien EL John Indonesia yang mengalami musibah dan harus di evakuasi medis ke luar negeri.

Seiring dengan waktu permintaan permintaan rujukan ke Rumah sakit di Jakarta dan Rumah sakit di luar negeri meningkat, hingga akhir tahun 2011, Indonesia Air Ambulance telah membantu menyelamatkan lebih dari 50 pasien dengan menggunakan pesawat charter saja.