Kamis, 30 Januari 2014

VENTILATOR DI UNIT PERAWATAN INTENSIF

Sejarah Ventilator
  • 1950
    • Ventilator mempunyai andil sangat besar
    • Pada waktu wabah poliomyelitis di Eropa
    • Napas buatan sebelumnya → Ventilasi manual
  • Dg menggunakan V. mekanik mortalitas poliomyelitis → diturunkan dari 80% – 40%
Di UTI (Unit Terapi Intensif)
  • Ventilator →Alat Life Supporting
  • Di USA → 70% – 80% penderita di UTI menggunakan ventilator
  • Di Belgia → > 60%
Kapan Dipasang Ventilator
  • Ventilator → Alat bantu napas karena itu dipasang pd penderita:
Mengalami gagal napas oleh penyebab:
    • Di paru ( Lung edema)
    • Di luar paru
    • SSP
    • Neuromuskuler ( GBS )
    • Rongga dada
    • Jalan napas
    • Jantung
    • Suatu gagal napas → Perjalanan akhir dari suatu penyakit yg tdk dpt pulih kembali → Tidak perlu diberikan ventilasi mekanik walaupun memenuhi kriteria.
  • Ventilasi profilaktik tujuannya:
    • Mempertahankan oksigenasi
    • Eliminasi CO2 yg adekuat
Ventilasi ini dilakukan pd penderita:
    • Pasca bedah
    • Operasi besar seperti:
    • Open heart
    • Operasi thorax
    • Operasi abdominal
    • Craniotomie
Fisiologi Ventilasi Mekanik
    • Pd napas spontan ok kontraksi diafragma & otot interkostalis → rongga dada mengembang & terjadi Tekanan Negatif dlm rongga dada→ maka terjadi aliran udara dari luar masuk ke paru.
    • Aliran udara ini berhenti pd akhir inspirasi
    • Fase ekspirasi → berjalan secara pasif
    • Aliran udara keluar dari paru oleh karea Elastisitas dinding thorak,diafragma, danparu sendiri
Efek pernapasan buatan terhadap:
Kardiovaskular
    • Tekanan positip pd rongga dada menyebabkan: Venous return ↓ → darah yg dipompa di jantung ↓ sehingga cardiac output ↓ → darah yg lewat paru ↓ (akibat tekanan positip) → sehingga darah yg kembali ke jantung kiri juga ↓
    • Pd penderita dg hemodinamik baik, timbul refleks Venokonstriksi → untuk memeras darah vena kembali ke jantung
    • Refleks ini terganggu pd:
    • Keadaan hipovolemik
    • Gangguan saraf simpatis

Efek pd Paru
    • Efek IPPV yg lama & volume besar, Tekanan inspirasi ↑, Konsentrasi oksigen ↑ menyebabkan:
    • Compliance ↓
    • Atelektase
    • Kerusakan membran alveoli kapiler
    • Oedem paru
    • Kerusakan surfaktan
    • Maldistribusi gas
    • Pe ↑ v/q mismatch
    •  FRC
Efek pd organ lain
  • Efek IPPV →COP ↓ → Aliran darah ke hepar, ginjal, splankhnic ↓ ↓
Pd Ginjal terjadi:
  • Retensi air & garam ok pe ↑ sekresi ADH & Aldosteron → menyebabkan produksi urine ↓↓
Efek perubahan asam basa
  • Ventilasi yg besar menyebabkan:
  • Hipokarbia
  • Alkalosis respiratorik → menyebabkan
  • Pe↓ CO
  • Vasokonstriksi cerebral
  • Meningkatkan afinitas oksigen Hb
Modes of Ventilation
  • Pd dasarnya ada 3 golongan
  • Controlled Ventilation
  • Assist – Control
  • Support Ventilation
Controlled Ventilation
  • Penderita harus tidak bernapas, dpt krn:
  • Memang tidak mampu bernapas
  • Dilumpuhkan pusat napas, dng cara:
  • Hiperventilasi
  • Pemberian sedatif berat
  • Narkotik
  • Dilumpuhkan otot napasnya
  • Dg pelumpuh otot
  • Semua pernapasan diambil oleh mesin dlm bentuk:
  • Volume atau
  • Pressure controlled
  • Bila tdk ada tombol pengatur trigger, bila penderita bernapas spontan → tabrakan dg ventilator (tidak sinkron)
  • Bila ada pengatur trigger sistem menjadi → Assist-Controlled Ventilation
Assisted Controlled
  • Penderita sudah ada aktivitas napas
  • Bila penderita mampu mentrigger ventilator → tiap inspirasi dibantu oleh mesin sesuai setting sedangkan frekuensi sesuai dg napas penderita
  • Bila penderita tdk mampu men-trigger maka ventilasi & frekuensi dari mesin sesuai setting
Support Ventilation
  • Penderita harus ada aktivitas napas g mampu men-trigger ventilation
  • Ventilator akan mensupport napas penderita dg:
  • Pressure atau
  • Volume atau
  • Flow
  • Support umumnya diberikan waktu inspirasi, tapi dpt juga pd seluruh siklus
  • Bila penderita tidak bernapas → ventilator tidak memberikan support ventilasi
  • Pemilihan mode ventilator disesuaikan dg:
  • Kondisi penderita
  • Penyakit penyebab
  • Sehingga terjadi nteraksi yg optimal antara ventilator & penderita dg side effect yg minimal, dg demikian tercapai tujuan pemberian ventilasi mekanik yaitu → pertkaran gas yg adekuat
Controlled Mechanical Ventilation (CMV)
Dpt berupa:
  • Volume Controlled Ventilation (VCV)
  • Pressure Controlled Ventilation (PCV)
Volume Controlled Ventilation
  • Mesin memberikan:
  • Volume gas yg telah ditentukan tanpa memperhitungkan berapa besar tekanan jalan napas yg akan menyertai.
  • Setelah volume yg dikehendaki tercapai → maka fase inspirasi berubah ke fase ekspirasi
Pressure Controlled Ventilation
  • Mesin memberikan:
  • Tekanan jalan napas tertentu sesuai setting tanpa memperhatikan berapa besar volume yg terjadi.
  • Setelah tekanan yg ditentukan tercapai maka fase inspirasi berubah ke fase ekspirasi
Resiko
Pd Volume Controlled Ventilation:
    • Penderita dg compliance yg rendah & resistance yg tinggi → untuk mencapai volume yg dikehendaki akan menghasilkan tekanan inspirasi yg besar → bahaya barotrauma
    • Dg batasan tekanan yg dikehendaki, tidak menghasilkan volume tidal yg cukup → sehingga dpt terjadi → Hipoventilasi
Untuk menghindari hal diatas ventilator canggih dilengkapi dengan:
  • PRC = Pressure Regulated Volume Control
    • Yg akan memberikan volume yg dikehendaki tanpa menghasilkan tekanan inspirasi yg tinggi
  • CMV dpt menyebabkan:
  • Barotrauma
  • Venous return ↓
  • Cardiac output ↓
  • Aliran darah ke rongga abdomen ↓
  • Aliran darah ke paru ↓
  • Fibrosis paru
  • v/q terganggu
  • Atrofi otot napas
  • Indikasi CMV:
  • Apnea
  • Depressi SSP
  • Overdosis obat
  • Gangguan neuromuskuler (Guillan Barre Syndrome, Myasthenia Gravis, Polio, Patah Tulang Cervical)
Pressure Support Ventilation
(PSV)
  • Penderita hrs bernapas & mempunyai kekuatan inspirasi yg mampu men-trigger ventilator → maka ventilator akan memberikan bantuan Constan Pressure setiap inspirasi.
  • Mode ini
  • Berdiri sendiri
  • Kombinasi dg SIMV
  • Umumnya digunakan untuk Weaning / pasien asma
Intermitten Mandatory Ventilation (IMV)
    • Penderita bernapas spontan, mesin memberikan mandat ventilasi sesuai setting yg telah ditentukan
    • Bila keadaan membaik, frekuensi mandat ventilasi diturunkan sedikit demi sedikit → shg penderita diberi kesempatan napas spontan yg lebih banyak sampai akhirnya lepas dari mesin
Synchronized Intermitten Mandatory Ventilation (SIMV)
    • Modifikasi IMV dimana mesin memberikan mandat ventilasi atas trigger dari inspirasi penderita (jadi sinkron dg inspirasi)
  • Mode ini dipakai untuk menyapih (weaning) dari CMV
Keuntungan SIMV :
    • Tidak memerlukan sedativa maupun pelemas otot
    • Mengurangi baritrauma krn frekuensi rendah
    • Venous return & COP tidak terganggu
    • Otot pernapasan terlatih
Positive End Expratory Pressure (PEEP)
  • Tekanan jalan napas dipertahankan positip pd akhir ekspirasi
    • PEEP diberikan: Bila dengan FiO2 yg adekuat (0,6) tidak mendapatkan PaO2 yg memadai (<60 mmHg)
  • PEEP memperbaiki oksigenasi krn:
    • Membuka alveoli yg kollaps
    • Meningkatkan FRC

  • Pd oedem paru PEEP digunakan:
    • Melawan tekanan hidrostatik
    • Mendorong cairan dari alveoli ke kapiler
  • PEEP yg biasa digunakan: 5-15 cmH2O
  • PEEP > tinggi dari itu:
    • Me ↑ tekanan intrathorakal
    • Me ↓ venous return
    • Me ↓ COP (cardiac output)
  • Hati-hati pd penderita hipovolemia
  • PEEP
    • Me ↓ aliran darah ginjal
    • Me ↑ tekanan intrakranial
    • Resiko barotrauma
Pengelolaan Penderita dg Ventilator
  • Penderita harus dilakukan intubasi endotrakheal
    • Setelah pipa endotrakheal terpasang baik → lanjutkan pemberian naas buatan dg pompa manual dulu sambil mengevaluasi permasalahan
  • Kemudian teruskan dg CMV (Contolled Mechanical Ventilation) dg setting:
    • Tidal Volume: 8-10 ml/kgBB
    • Volume tidal relatif lebih besar untuk:
  • Membuka alveoli yg kollaps
  • Mengurangi shunting
    • Frekuensi     : 10 – 15 x/menit
    • I : E Ratio    : 1:2 atau 1:3 pd COPD / Asma
    • FiO2 1.0 (100%)
  • Setelah berlangsung 15 – 30 menit → periksa Gas Darah
  • Dari hasil ini ditentukan:
  • Mode ventilator
  • Volume semenit (TV x Frekuensi)
  • IE ratio
  • FiO2
  • Pakai PEEP atau tidak
Penderita Fighting
  • Cari kemungkinan penyebab:
  • Hipoksemia
  • Hiperkarbia oleh adanya obstruksi parsial sekret
  • Pneumothorak
  • Nyeri
  • Kerusakan ventilator atau tubingnya
  • Akibat fighting:
  • Ventilasi tdk terkoordinasi
  • Kebutuhan oksigen meningkat
  • Resiko komplikasi meningkat
  • Untuk mencari penyebabnya dilakukan pompa manual dg 100% oksigen, bila yakin tidak ada masalah ventilasi dapat diberikan:
  • Sedativa (diazepam, midazolam) atau
  • Obat pelumpuh otot atau
  • Narkotik (morphin)
Komplikasi pemasangan ventilator yg hrs diwaspadai
Infeksi nosokomial
  • Infeksi saluran napas
  • Infeksi intravena
  • Infeksi saluran kemih
  • Infeksi luka operasi
  • Infeksi nosokomial bakterial pneumon adalah: 7 – 41% dg angka mortalitas 50 – 80%
  • Resiko pneumoni dihubungkan dg ventilator
    • Makin meningkat dg pertambahan hari ventilasi
    • Usia lanjut lebih besar resikonya
  • Tension pneumothorak
    • Penderita fighting
    • Batuk
    • Gerak dada tidak simetris
    • Suara napas kanan & kiri tidak sama
Tensi menurun tanpa sebab yg jelas, biasanya karena Atelektasis
  • Disebabkan: Sumbatan sputum
  • Perlu dilakukan:
Vibrasi, perkusi,drainase posturalPenghisapan sputum
  • Dpt dg bronchoscop lewat pipa endotrakhea atau trakheostomi
Luka dekubitus
  • Dihindari dg sering merubah posisi penderita & kasur anti dekubitus
Nutrisi
  • Pasien dg ventilasi mekanik harus dicukupi kebutuhan nutrisinya
  • Kalori     : 30 – 40 kal/kgBB
  • Protein    : 1 – 2 gr/kgBB/hari
  • Keadaan staration menyebabkan
  • Otot mengecil
  • Enzym-enzym berkurang
  • Immunoglobulin & fraksi protein ↓
  • Hal-hal ini menyebabkan:
  • Daya tahan ↓ → mudah kena infeksi
  • Penyembuhan terhambat
  • Kesukaran pd waktu weaning karena otot napas yg lemah
Weaning (Disapih)
    • Penderita dg ventilator mekanik secepatnya disapih (weaning) → bila telah memungkinkan
  • Pertimbangan untuk weaning:
  • Penyakit penyebab telah membaik
  • Otot pernapasan cukup kuat
  • Memenuhi kriteria yg berlawanan dg kriteria ntuk pemasangan ventilator mekanik
  • Pada waktu weaning:
Harus tidak ada sisa obat pelumpuh otot atau sedativa
  • Pada umumnya weaning dilakukan bertahap:
  • Metoda yg digunakan untuk weaning:
  • IMV/ SIMV yg bertahap diturunkan frekuensi mandat ventilasi
  • PSV yg bertahap diturunkan bantuan tekanannya
  • CPAP tekanan positipnya diturunkan
  • T piece + humidifier
  • Selama proses weaning penderita diobservasi:
    • Keluhan
    • Fungsi vital
    • Tanda-tanda aktivitas simpatis
  • Berkeringat
  • Gelisah
  • Takhikardia
  • Tensi naik
KESIMPULAN
  • Ventilator → alat life supporting sangat diperlukan
  • Mode ventilaton harus tepat → supaya pertukaran gas yang adekuat tercapai
  • Diperlukan monitoring
  • Di ICU alat yang canggih harus didukung oleh:
  • Personil
  • Metode kerja
  • Manajemen berkualitas tinggi agar dicapai hasil yang maksimal
Sumber:
Materi DIKLAT, dr Ganda Sibabiat, Sp. An, KIC. Jakarta: 2011  (http://raidnhh.wordpress.com/2011/08/13/ventilator-di-unit-perawatan-intensif/)

  • VARIABEL DALAM MODE VENTILATOR
VARIABELRANGESETA/C ( VCV )PCVSIMV ( V )SIMV (P)+PSVSPONTKETERANGAN
VT50-15008-10cc/ kgBBsesuai rumus
f5 – 3512 -18sesuai (MV = TV x RR) yg diinginkan
TI0.5 – 4.01.2 – 1.3i:E ratio (E > 2, pd COPD)
TP0 – 0.60 – 0.6?
Pinsp5 – 3535Pinsp =(MV x BB) : PpeakEx: (BB=50 ; RR=12)
Psens0 – (-20)-2trigger (usaha napas px)
PEEP/ CPAP0 – 20-2tek positif pd alveoli saat akhir ekspirasi (leih negative pada ALO/ atelektasis)
Fi O2 %21-100sesuai. kebutuhan60-10060-10060-10040-10040-100fraksi inspirasi oksigen

VARIABEL DALAM MODE VENTILATOR
VARIABELRANGESETA/C ( VCV )PCVSIMV ( V )SIMV (P)+PSVSPONTKETERANGAN
VT50-15008-10cc/ kgBBsesuai rumus
f5 – 3512 -18sesuai (MV = TV x RR) yg diinginkan
TI0.5 – 4.01.2 – 1.3i:E ratio (E > 2, pd COPD)
TP0 – 0.60 – 0.6?
Pinsp5 – 3535Pinsp =(MV x BB) : PpeakEx: (BB=50 ; RR=12)
Psens0 – (-20)-2trigger (usaha napas px)
PEEP/ CPAP0 – 20-2tek positif pd alveoli saat akhir ekspirasi (leih negative pada ALO/ atelektasis)
Fi O2 %21-100sesuai. kebutuhan60-10060-10060-10040-10040-100fraksi inspirasi oksigen
Sumber:
Materi DIKLAT, dr Ganda Sibabiat, Sp. An, KIC. Jakarta: 2011  (http://raidnhh.wordpress.com/2011/08/13/ventilator-di-unit-perawatan-intensif/)